kiat kiat dan kunci sukses beternak ayam kampung

Posted by Rrttrt on Monday, June 18, 2012

Furnami: Disini satya akan membagikan sedikit tentang bagaimana cara beternak ayam kampung yang suskses

1.      INFORMASI AWAL SEBELUM BETERNAK
Pada dasarnya Pelajari terlebih dahulu berbagai aspek teknis budi daya ayam kampung sebelum mulai menjalankannya. Informasi bisa diperoleh dari berbagai media, seperti majalah, buku, hingga Internet. Dunia maya menjadi cara efektif untuk mengetahui keberadaan dan melakukan kontak dengan banyak peternak ayam kampung dari berbagai daerah di Indonesia.

Tidak cukup hanya membaca berbagai pustaka. Cari tahu keberadaan peternak di daerah sekitar dan di berbagai daerah lain, kemudian lakukan kontak. Jika memungkinkan, kunjungi peternakan bersangkutan sehingga mengetahui secara langsung kondisi peternakan ayam kampung.
Lakukan komunikasi dan tukar pikiran dengan peternak yang sudah berpengalaman mengenai berbagai hal terkait teknis budi daya ayam kampung. Apabila memungkinkan, pada awal usaha, lakukan kerjasama dengan cara membeli bibit dari peternak bersangkutan. Dengan cara ini biasanya si penjual bibit akan memberikan pengarahan tentang cara beternak yang baik.

Apabila ingin lebih mendalami teknis budi daya ayam kampung, sebelum memulai dapat mengikuti pelatihan budi daya ayam kampung yang sebenarnya sudah banyak dijalankan secara mandiri oleh peternak di berbagai daerah. Melalui pelatihan, calon peternak bisa mendapatkan mentor atau konsultan yang dapat “mendampingi” dan memberikan informasi terkait kendala budi daya selama peternakan berjalan. Cara seperti ini cukup efektif menghasilkan peternak-peternak ayam kampung baru yang sukses.

Selain diberikan kepada calon peternak, pelatihan atau penyuluhan budi daya ayam kampung juga banyak diberikan peternak yang sudah menerapkan sistem budi daya intensif, baik kepada masyarakat maupun peternak lain yang masih menjalankan sistem budidaya umbaran. Melalui pelatihan ini masyarakat dapat “membenahi” sistem pemeliharaan ayam kampungnya, sehingga lebih efisien sekaligus lebih aman dari penularan penyakit.
Selain itu, berpeluang menambah atau meningkatkan jumlah ayam yang dipelihara karena sudah mengetahui sistem pemeliharaan yang lebih baik. Pasalnya, selama ini banyak peternak sistem umbaran yang sudah merasa puas dapat memanen 10-20 ekor ayam kampung per minggu. Padahal, potensi usahanya masih dapat ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas hasil panen.

Selain informasi teknis budi daya, informasi besarnya serapan pasar terhadap telur dan daging ayam kampung, baik di sekitar peternakan maupun daerah lainnya juga harus diketahui calon peternak. Informasi ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan skala usaha peternakan yang akan dijalankan.


2.      MEMENUHI PERSYARATAN BUDI DAYA
Pola pemeliharaan ayam kampung sistem umbaran yang dijalankan masyarakat di berbagai daerah memang merupakan pola pemeliharaan warisan sejak dahulu kala. Sayangnya, pola pemeliharaan yang dijalankan ternyata kurang efisien dalam meningkatkan pertumbuhan bobot dan produksi telur, karena pakan dan pemeliharaan lainnya hanya dijalankan ala kadarnya.

Sebagai gambaran, ayam kampung yang dipelihara ala kadarnya mencapai pertumbuhan bobot 1 kg dalam waktu 6 bulan. Sementara, ayam kampung pedaging yang dipelihara intensif mencapai pertumbuhan bobot yang sama dalam waktu 2-2,5 bulan.

Karena itu, agar hasil budi daya optimal dan dapat memberikan keuntungan ekonomi sesuai yang diharapkan serta mencegah kerugian seperti di atas, peternakan yang dibangun harus memenuhi persyaratan lokasi dan teknik budi daya yang sesuai. Kondisi peternakan yang baik membuat peternak dapat menjalankan usahanya dengan tenang dan fokus pada pengembangan usahanya. Berbagai persyaratan budi daya ayam kampung yang baik dan benar dibahas di bab persiapan budi daya. Sementara itu, langkah-langkah yang dapat dilakukan peternak untuk mencegah penyakit menular “mampir” dan menimbulkan kerugian pada peternakannya bisa dibaca di bab penanggulangan hama dan penyakit.


3.      JELAS MENENTUKAN ARAH PETERNAKAN, PETELUR ATAU PEDAGING
Hingga saat ini, masih banyak para peternak ayam kampung yang sejak awal tidak menentukan dengan jelas arah peternakannya, apakah ingin beternak ayam kampung petelur atau pedaging. Masih sangat jarang peternak yang membudidayakan ayam kampung petelur atau pedaging secara khusus. Akibatnya, peternak tidak menggunakan DOC atau bibit yang tepat—bibit khusus petelur atau pedaging—sehingga hasil dari peternakannya tidak optimal.

Kesalahan memilih bibit sejak awal jelas menimbulkan kerugian bagi peternak, terutama terkait biaya pemeliharaan. Jika kebetulan mendapatkan DOC pedaging, tetapi tidak mengetahuinya dan menjadikannya DOC petelur, tentu biaya pakan meningkat karena lamanya waktu pemeliharaan. Di lain pihak, hasil telur yang didapatkan juga tidak optimal. Begitu sebaliknya, jika bermaksud memelihara ayam kampung pedaging, tetapi ternyata yang dipelihara ayam kampung petelur. Biaya pakan yang dikeluarkan menjadi tidak sebanding dengan kenaikan bobot ayam.


4.      MEMULAI DARI TAHAP TERMUDAH
Bagi peternak pemula yang belum memiliki pengalaman, sebaiknya memilih langkah termudah dalam memulai peternakannya. Kemudahan ini baik dari sisi teknis untuk meminimalkan risiko kegagalan maupun dari sisi investasi. Bagi peternak yang ban., menjalankan peternakan ayam kampung pedaging dapat memulai dengan membeli DOC untuk dibesarkan. Teknis pemeliharaannya relatif mudah dibandingkan dengan pemeliharaan ayam kampung petelur. Periode pembesaran pun relatif singkat, hanya sekitar 2-2,5 bulan sudah panen. Selanjutnya, jika berhasil melewati tahap pembesaran ayam kampung pedaging, peternak dapat menambah segmen usahanya, baik ke pembibitan ayam kampung pedaging maupun membudidayakan ayam kampung petelur.

Sebaliknya, jika ingin membudidayakan ayam kampung petelur dapat memulai dengan membeli dara ayam kampung petelur berumur 4-5 bulan. Selanjutnya, memeliharanya selama sekitar satu bulan hingga siap berproduksi (menghasilkan telur) pada umur 6 bulan. Pemeliharaan ini dianggap cukup singkat ketimbang membeli DOC petelur sehingga risiko kegagalan selama pemeliharaan menjadi lebih kecil.

Meskipun begitu, sebagian peternak pemula juga membeli DOC petelur dengan pertimbangan sejak kecil ayam sudah beradaptasi dengan lingkungan peternakan sehingga tidak perlu beradaptasi lagi saat mulai menghasilkan telur. Namun, jika ingin menjalankan teknik seperti ini sebaiknya peternak memiliki pendamping atau peternak ayam kampung petelur lain yang sudah berpengalaman, sehingga bisa berkonsultasi setiap saat. Tujuannya, tak lain untuk memastikan peternakan yang baru dikelolanya dapat berjalan dengan baik.


5.      MEMULAI DARI SKALA TERKECIL
Tidak perlu terlalu terburu-buru berinvestasi besar untuk beternak ayam kampung, meskipun modal yang dimiliki mencukupi. Calon peternak ayam kampung, baik petelur maupun pedaging, yang baru pertama kali menjalankan usaha beternak ayam kampung tentu akan lebih “aman” jika memulainya dengan populasi yang tidak terlalu banyak. Misalnya, memulai dengan memelihara beberapa puluh atau ratus ekor ayam kampung.

Anggap saja periode awal beternak ini sebagai sarana pembelajaran sambil terus mencari tahu berbagai teknik pemeliharaan ayam kampung yang balk (learning by doing). Memelihara ayam kampung pada tahap awal dalam jumlah tidak terlalu banyak juga menjadi sarana “masuk” ke berbagai komunitas peternak ayam kampung untuk “menimba” ilmu. Tentunya akan lebih banyak hal yang bisa didiskusikan bersama peternak lain jika sudah benar-benar memelihara.
 
Selanjutnya, berbagai pengalaman dan pengetahuan baru yang diperoleh selama periode pemeliharaan pertama digunakan sebagai bekal untuk periode peternakan berikutnya, termasuk mengembangkan skala peternakan. Jika pada periode pertama sudah berhasil, keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk periode selanjutnya. Begitu pun sebaliknya, jika belum berhasil, modal yang ada tidak keburu habis seluruhnya sehingga bisa digunakan untuk menjalankan periode berikutnya dengan tambahan pengalaman dan pengetahuan bait sehingga peluang keberhasilan menjadi lebih besar.

Namun, jika memang langsung membudidayakan ayam kampung dalam skala besar, sebaiknya memiliki pendamping atau peternak senior. Peternak pendamping ini dapat memberikan pengarahan atau konsultasi selama proses budi daya berlangsung, sehingga jika terjadi kendala dapat ditangani lebih cepat dan tepat.


6.      WAKTU TEPAT MEMULAI BUDI DAYA
Keadaan musim cukup berpengaruh terhadap budi daya ayam kampung, terutama saat memulai peternakan. Sebaiknya budi daya dimulai pada musim kemarau atau awal musim kemarau, karena akan memberikan kemudahan dalam proses pemeliharaan. Misalnya, pemeliharaan DOC pada malam hari tidak terlalu repot karena cuaca relatif mendukung. Sementara, pada musim hujan pemeliharaan DOC relatif lebih repot karena cuaca lebih dingin dan kelembapan lebih tinggi. Apalagi, pada masa pergantian musim (pancaroba), ternak lebih rentan terserang penyakit karena perubahan cuaca yang sering terjadi secara tiba-tiba.

Apabila budi daya terpaksa harus dimulai pada saat musim hujan, maka manajemen pemeliharaan DOC menggunakan kandang pemanas harus benar-benar baik. Tujuannya untuk menekan tingkat serangan penyakit dan kematian. Tidak disarankan memulai usaha beternak ayam kampung pada masa pancaroba.

Berdasarkan serapan pasarnya, budi daya ayam kampung dapat dilakukan sepanjang tahun karena permintaan pasar terhadap ayam kampung relatif stabil. Begitu pula harganya. Pada saat tertentu, seperti hari raya, serapan pasar terhadap ayam kampung pedaging meningkat drastis. Menjelang saat seperti ini produksi bisa ditingkatkan untuk memanfaatkan momen melonjaknya harga ayam.


7.      MELENGKAPI PERLENGKAPAN PETERNAKAN DAN MELAKSANAKAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN DENGAN BAIK
Faktor lain yang berperan dalam kesuksesan sebuah peternakan ayam kampung adalah kelengkapan peralatan budi daya yang dimiliki dan pelaksanaan manajemen pemeliharaan yang baik. Berbagai keperluan budi daya ayam kampung harus cukup jumlah dan kualitasnya. Mulai tempat pakan dan minum hingga berbagai peralatan pendukung lainnya, seperti peralatan kebersihan kandang serta peralatan pencucian tempat pakan dan minum. Biasanya, peternakan yang sudah menerapkan teknik pemeliharaan semiintensif atau intensif sudah memiliki berbagai perlengkapan tersebut secara memadai.Perlengkapan lain yang penting dan harus dimiliki peternakan ayam kampung, terutama usaha pembibitan, adalah genset dan cooling room. Genset diperlukan di peternakan ayam petelur yang juga menghasilkan DOC yang proses penetasannya menggunakan mesin tetas, baik manual maupun otomatis. Genset diperlukan jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik sehingga aliran listrik ke mesin tetas berhenti. Apabila lampu padam terlalu lama, tentunya akan mengakibatkan telur gagal menetas.

Perlengkapan penting lainnya yang dibutuhkan peternakan ayam kampung pembibitan adalah cooling room atau ruang khusus penyimpan telur yang dilengkapi pendingin udara. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan sementara telur, terutama telur tetas, sebelum dijual atau dimasukkan ke dalam mesin tetas. Khusus telur tetas, penyimpanan dalam ruangan bersuhu lebih rendah dari suhu ruang normal (sekitar 25° C) dapat mencegah terjadinya pertumbuhan embrio dini sebelum ditempatkan ke dalam mesin tetas.

Setelah semua perlengkapan peternakan tersedia, faktor selanjutnya yang mendukung kesuksesan budi daya ayam kampung adalah manajemen pemeliharaan yang dijalankan dengan baik. Mulai pemberian pakan, perawatan kandang dan perlengkapan kandang, hingga pemberian vaksinasi dan penyemprotan disinfektan di dalam kandang.Termasuk pencatatan history di peternakan sebagai bahan evaluasi ke depan.


8.      MENCATAT SETIAP KEGIATAN
Salah satu kunci keberhasilan beternak ayam kampung adalah mencatat setiap kegiatan yang dilakukan, termasuk membuat catatan mengenai pengeluaran dan pemasukan yang diperoleh setiap harinya. Hal ini penting untuk mengetahui secara pasti modal dan keuntungan yang diperoleh, sehingga pada periode berikutnya peternak dapat mengalokasian anggaran dengan jelas.
Pencatatan juga dilakukan terhadap perkembangan jumlah populasi ayam di peternakan hingga setiap kejadian lain yang berlangsung, seperti program vaksinasi dan pemberian vitamin, kejadian jangkitan penyakit, banyaknya ayam yang terjangkit penyakit, hingga pola penanganannya. Termasuk catatan yang dibuat pada proses penetasan telur. Semua catatan kejadian di peternakan digunakan sebagai bahan evaluasi jika hasil budi daya yang didapatkan kurang optimal. Selain itu, dapat digunakan sebagai data untuk perkembangan dan kemajuan peternakan pada masa yang akan datang.
  

More aboutkiat kiat dan kunci sukses beternak ayam kampung

Usaha Ternak Ayam Potong

Posted by Rrttrt on Friday, June 15, 2012



Daging ayam merupakan daging favorit di negara kita. Hampir 100% orang Indonesia suka makan daging ayam, maka dari itu merupakan peluang yang sangat bagus berbisnis ternak ayam potong. Dulu pada waktu flu burung melanda dunia, bisnis ini menjadi hancur. Sebab tidak ada yang berani makan daging ayam, sehingga banyak para peternak yang gulung tikar. Sekarang berhubung issu flu burung sudah tidak ada, kesempatan memulai bisnis ini menjadi bagus. Saatnya sekarang ini untuk memulai mumpung masi banyak kandang-kandang bekas yang sudah tidak dipakai oleh pemiliknya untuk dibeli dengan harga murah dibandingkan dengan membuat kandang baru yang tentu lebih mahal. Usaha ini biasanya dilakukan dengan sistem kerja sama dengan peternak pembibitan ayam potong. Sehingga anda tidak perlu repot-repot menyadiakan bibit, pakan dan obat-obatan, karena semua telah disiapkan oleh peternak pembibitan tadi. Dengan sistem kerja sama ini anda hanya menyiapkan kandang beserta alat-alat untuk pemeliharaan ayam potong dengan sistem bagi hasil 50%.
Dalam usaha pertanian, perkabunan, peternakan pokoknya agribisnis kita memiliki kemudahan, sebab banyak orang-orang yang ahli di bidang ini terutama di desa-desa. Sehingga tidak ada kesulitan dalam mencari pekerja yang ahli, dengan demikian kelancaran bisnis ini bisa dijamin. Namun kendala yang biasanya dialami pada usaha agribisnis adalah pekerja yang nakal dan tidak jujur. Tapi hal ini jarang terjadi sebab orang-orang desa kebanyakan jujur-jujur walaupun ada yang nakal tapi sedikit. Namun harus pandai-pandai memilih pekerja yang jujur, jujur apa tidaknya pekerja dapat diketahui dengan sistem penghitungan jumlah pakan yang dihabiskan berbanding jumlah hewan ternak, dengan perhitungan tadi dapat pula diketahui berat ternak tanpa harus menimbangnya.

1.      Langkah-langkah yang dibutuhkan
Mencari lokasi yang tanahnya kering (bukan daerah persawahan) untuk menempatkan kandang dengan tujuan agar kandang tidak cepat rusak terutama kandang yang tiang-tiangnya terbuat dari bambu akan cepat rusak jika lokasi terletak pada tanah basah (karena kandang dari tiang bambu murah), namun jika tiang-tiang kandang terbuat dari kayu kelapa tidak masalah dibuat di atas tanah basah karena memakai penyangga beton (kandang bertiang kayu kelapa lebih mahal).
Usahakan mencari kandang bekas untuk dibeli, sebab berarti pernah dipakai sehingga sudah diperhitungkan oleh pemilik sebelumnya bahwa lokasi kandang bagus. Perlu diketahui apa penyebab kandang bekas tadi berhenti dipakai untuk penanggulangan, tapi biasanya para peternak ayam potong yang menutup usahanya kebanyakan disebabkan oleh kasus flu burung. Jika ini penyebabnya maka kandang bekas tersebut baik untuk digunakan sebab kasus flu burung sudah reda (sudah tidak ada).
Jika tidak menemukan kandang bekas, buatlah kandang untuk ukuran isi 4000 ekor ayam. Biasanya sudah ada tukang ahli dalam pembuatan kandang yang menawarkan jasa pembuatan kandang lengkap dengan peralatan tempat pakan, penghangat, tempat air minum, dll.
Temui peternak pembibitan ayam potong untuk diajak kerja sama dengan sistem bagi hasil. Dengan sistem ini akan mempermudah dalam pengadaan semua yang dibutuhkan karena peternak pembibitan biasanya menyediakan kebutuhan-kebutuhan ternak yang lengkap dan tidak perlu repot-repot dalam pemasarannya karena biasanya mereka yang beli kembali hasil panen kemudian dihitung jumlah kebutuhan yang telah dihabiskan baru setelah itu keuntungan dibagi. untuk ukuran kandang isi 4000 ekor diisi dengan 3700 ekor agar kandang menjadi lega.
Mencari pekerja yang bertugas mengurus pakan dan minuman ternak dan memelihara sesuai dengan cara yang benar dengan upah yang sesuai, untuk 3700 ekor ayam dibutuhkan 2 orang pekerja (setiap satu orang diupah Rp600.000,-). Kemudian usahakan untuk selalu datang mengontrol setiap hari walaupun hanya sebentar setiap sore pada waktu ternak diberi pakan.

2.      Proses kerja usaha ini
Sehari sebelum bibit ayam didatangkan kandang harus dipersiapkan, letakkan terpal pada seluruh lantai kemudian sebarkan gabah padi di atasnya dan siapkan pula terpal atau sambungan karung-karung untuk menutup rapat dinding kandang. Ini bertujuan agar kandang tetap hangat. Kemudian siapkan 40 karung pakan (setiap pengiriman pakan 40 karung, total pakan yang dihabiskan 260 karung per karung seberat 50kg).
Pada hari bibit ayam didatangkan siapkan triplek sebagai sekat yang dibuat melingkar dengan ketinggian 60cm berdiameter 4 meter, sekat dengan diameter tersebut untuk menampung sekitar 600 ekor bibit ayam. Jadi untuk 3700 ekor ayam diperlukan enam lingkaran skat.
Letakkan sebuah kompor penghangat (kompor khusus untuk penghangat ayam) di tengah-tengah setiap lingkaran skat, kemudian letakkan 15 tempat pakan (talam berdimeter 50cm) dan 8 unit tempat air minum di setiap skat.
Beri pakan dan air minum setiap pagi dan sore, setiap sore air dicampur dengan obat anti stress (disediakan oleh bos bibit). Setelah 4 atau 5 hari ternak diberi vaksin Ende dengan cara diteteskan pada mata ternak. Kemudian tempat pakan (talam) diganti dengan tempat pakan khusus ayam yang ditaruh dengan menggantungkannya setinggi 2cm dari lantai kandang dan terpal penutup dinding dibuka bagian atasnya. Sekat diperbesar sesuai dengan kepadatan ternak yang semakin besar.
Pada hari ke12 diberikan vaksin Rumboru yang dicampurkan pada susu skin (susu untuk pertumbuhan bulu ayam), kemudian alas kandang (terpal dan gabah) dibongkar dan alat penghangat berhenti dipakai,  kemudian lingkaran skat dan terpal penutup dinding dibuka. Kandang dibersihkan jika musim panas cukup sekali saja dibersihkan, namun jika musim hujan maka kandang harus dibersihkan setiap seminggu setelah hari ke12. Skat diganti dengan skat ruang kandang dengan bambu yang di buat di setiap jarak 10 meter diberi jarak 2 cm antara bambu-bambu skat, setiap sekat tetap berisi 600 ekor ayam, kemudian tempat pakan ditambah menjadi 26 unit dan digantungkan lebih tinggi dari permukaan lantai kandang menjadi 6 cm.
Pada hari ke18 ternak diberikan vaksin Ende yang dicampurkan pada susu skin, setiap pemberian vaksin dilakukan pada waktu sore. Kemudian seminggu sebelum panen yakni di hari ke 28, obat anti stress berhenti diberikan.
Segala sesuatunya mulai dari jumlah pakan, obat anti stress, vaksin, semua dihitung dan dicatat untuk dijadikan data yang akan dicocokkan dengan data peternak bibit (boss yang mensuplai segala kebutuhan tadi) agar penghitungan bagi hasil menjadi benar. Begitu pula pada waktu panen semua ternak yang dikeluarkan untuk dijual harus ditimbang dan dicatat untuk dijadikan data. Adapun ayam yang afkir dipisah penimbangan dan pendataannya, sebab harganya lebih murah dari yang normal, jika yang normal berharga Rp14.000,- per kg maka yang afkir berharga Rp10.000,-.
Panen biasanya dilakukan 6 kali selama satu tahun. Setelah panen kandang dibiarkan selama tiga hari menunggu sampai kotoran ternak kering baru setelah itu dibersihkan dan kotoran dikumpulkan dalam karung-karung bekas pakan dapat dijual seharga Rp2000,- kepada petani untuk dijadikan pupuk, dalam sekali panen bisa menghasilkan 150 karung kotoran. Begitu pula dengan karung bekas pakan dapat dijual seharga Rp2000,-. Hasil penjualan kotoran dan karung bekas dapat menutupi ongkos air PDAM dan listrik dan minyak tanah bahan bakar penghangat kandang.

3.      Jumlah biaya yang dihabiskan dan keuntungan yang dihasilkan.
·         Sewa tanah beserta kandang yang dapat menampung 4000 ekor ayam Rp15.000.000,- per tahun.
·         Biaya gaji 2 orang pekerja Rp600.000,- per orang per sekali panen Rp1.200.000,- .
·         Biaya bibit per kardus isi 100 ekor Rp370.000,- total harga 37 kardus berisi 3700 ekor bibit ayam Rp13.690.000,-(dibayar setelah panen).
·         Biaya pakan per kwintal Rp265.000,- pakan yang dihabiskan sekali panen adalah 130 kwintal seharga Rp265,000,- kali 130 kwintal sama dengan Rp34.450.000,-.(dibayar setelah panen)
·         Biaya 20 bungkus obat anti stress yang dihabiskan selama sekali panen adalah Rp240.000,-(dibayar setelah panen).
·         Biaya 24 botol vaksin selama sekali panen Rp360.000,- (dibayar setelah panen).
·         Dari 3700 ekor bibit biasanya dapat dipanen 3500 ekor per ekor rata-rata memiliki berat 1,5kg, maka hasil penjualan sekali panen Rp14.000,- dikali 5250kg (berat 3500 ekor ayam) sama dengan Rp73.500.000,-.
·         Keuntungan yang didapat adalah : hasil penjualan Rp73.500.000,- dikurangi jumlah total biaya pakan, bibit, obat anti stress, vaksin Rp48.740.000,- sama dengan Rp24.760.000,-.
Karena sistem kerja bagi hasil dengan penyuplai bibit dan kebutuhan 50%-50%, maka keuntungan yang didapat dibagi dua menjadi Rp12.380.000,- per sekali panen.
Modal yang harus disiapkan pada awalnya adalah untuk pembiayaan kandang. Jika menyewa kandang orang maka cukup Rp15.000.000,-.
Jika menyewa tanah 10 tahun dan membikin kandang sendiri untuk isi 4000 ekor maka jumlah modal yang harus disiapkan uang sewa tanah Rp10.000.000,- plus biaya kandang Rp60.000.000,- sama dengan Rp70.000.000,-.

4.      Pemasaran
Untuk pemasaran hasil panen karena memakai sistem kerja sama maka sudah diurus oleh klien pembibitan sehingga kita tidak perlu memikirkan pemasaran.

5.      Penutup
Sungguh mengherankan jika melihat fakta bahwa masi banyak penduduk negeri ini yang hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal negara kita memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Mungkin karena sangat jarang yang memanfaatkan kekayaan alam kita, termasuk pemerintah yang tidak memperdulikan rakyatnya yang didesa yang membutuhkan modal untuk mengelola kekayaan alam mereka. Semoga pembaca terbuka fikirannya sehingga tertarik untuk memaksimalkan pemanfaatan kekayaan alam kita.
More aboutUsaha Ternak Ayam Potong

SELEKSI TERNAK

Posted by Rrttrt

BAB I
PENDAHULUAN
Penampakan ekspresi potensi ternak secara mendasar dipengaruhi oleh dua faktor utama yang saling terkait satu dengan yang lainnya, yakni faktor genetik dan lingkungan termasuk didalamnya manajemen pemeliharaan secara menyeluruh. Telah diketahui bahwa lingkungan dan penanganan manajemen yang memadai atau sesuai dengan kebutuhan ternak tidak akan memberikan ekpresi produksi (kualitas maupun kuantitas) yang diharapkan jika tidak didukung dengan potensi genetic ternak yang baik. Begitu pula sebaliknya jika ternak memiliki potensi genetik yang baik tidak akan terekspresikan secara optimal bila tidak didukung oleh lingkungan dan manajemen yang maksimal.
Dengan demikian kedua faktor tersebut hendaknya memperoleh perhatian yang sama seriusnya dalam pemeliharaan komoditas temak yang dilakukan.Pemeliharaan ternak yang mempunyai nilai genetik tinggi disertai dengan manajemen yang baik tentunya akan memberikan hasil yang optimal baik dari segi produksi dan efisiensi usaha.Pemuliaan adalah merupakan suatu usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu genetik ternak melalui pengembangbiakan ternak -temak yang memiliki potensi genetik yang baik sehingga diperoleh kinerja atau potensi produksi yang diharapkan. Sedangkan arti pembibitan adalah suatu tindakan manusia untuk menghasilkan ternak bibit, dimana yang dimaksud dengan temak bibit adalah ternak yang memenuhi persyaratan dan karakter tertentu untuk dikembangbiakan dengan tujuan standar produksi /kinerja yang ditentukan.  Seorang peternak dapat menentukan dua hal yang berpengaruh terhadap peningkatan mutu genetic ternaknya yakni melalui :
  • Memilih ternak yang dipakai sebagai tetua
  • Memilih ternak yang akan dikawinkan. Alat atau metode yang dapat digunakan antara lain berupa: Seleksi

Mengendalikan sistim perkawinan untuk ternaknya.Dalam pemuliaan temak, seorang peternak cenderung untuk merubah atau menentukan hal-hal yang terlihat seperti produktifitas ternak pada tingkatan tertentu yang diinginkan.Untuk melakukannya diperlukan informasi atau data mengenai sifat-sifat yang akan diturunkan tersebut atau sering disebut dengan sifat-sifat genetic misalnya seperti bobot badan, produksi telur, warna bulu dan sebagainya.Beberapa perbedaan sifat-sifat ternak tersebut sangat mudah dan dapat dilihat, dibedakan dan dikelompokkan,misalnya ternak bertanduk dengan yang tidak bertanduk, warna kulit tubuh merah ataupun hitam dan sebagainya. Sifat-sifat seperti itu dikenal sebagai sifat kualitatif dan dikontrol oleh sejumlah kecil gen.
Sedangkan kebanyakan sifat-sifat produktif  yang menjadi pengamatan peternak adalah dikontrol oleh pasangan-pasangan gen dan termodifikasi oleh lingkungan yang dihadapi oleh ternak bersangkutan. Sifat-sifat produksi itu dikenal sebagai sifat kuantitatif dan tidak dapat dikelompokkan secara tegas misalnya produksi daging, susu dan bulu (wool).




BAB II
ISI

Pengertian Seleksi
Dalam konteks pemuliabiakan ternak seleksi adalah suatu proses memilih ternak yang disukai yang akan dijadikan sebagai tetua untuk generasi berikutnya. Tujuan umum dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui perbaikan mutu bibit. Dengan seleksi ternak yang mempunyai sifat yang diinginkan akan dipelihara, sedangkan ternak ternak yang mempunyai sifat yang tidak diinginkan akan diafkir.
Ada beberapa dua hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan seleksi:
1. Tujuan seleksi harus jelas, misalnya kalau pada sapi apakah tujuannya untuk meningkatkan produksi susu atau produksi daging, atau keduanya.
2. Seleksi perlu waktu

Kemajuan seleksi dipengeruhi oleh beberapa faktor, misalnya:
1. Seleksi diferensial
2. Heritabilitas
3. Interval generasi

Seleksi Diferensial (S)
Seleksi diferensial adalah keunggulan ternak-ternak yang terseleksi terhadap rata-rata populasi (keseluruhan ternak).
Contoh 1:
rata-rata produksi susu laktasi satu sapi Fries Holland yang terseleksi adalah 3500 liter, sedangkan rata-rata produksi populasi adalah 3300 liter. Seleksi diferensial (S) = 3500-3300 liter = 200 liter.Kalau sifat tersebut dapat diukur pada ternak jantan dan betina, maka seleksi biasanya dilakukan secara terpisah. Seleksi diferensial adalah rata-rata dari
keduanya.


Contoh 2:
Rata-rata bobot sapih populasi (seluruh ternak)  domba Padang yang betina adalah 9 kg dan jang jantan 13 kg. Rata-rata bobot sapih ternak-ternak yang terseleksi yang betina adalah 12 kg dan yang jantan 15kg.
S_= 15 – 13 kg = 2 kg
S_= 12 – 9 kg = 3 kg
Rata-rata seleksi diferensial = 2+3 ⁄ 2= 2,5 kg
                                                                                                   
Heritabilitas
Kata heritabilitas berasal dari bahasa inggris “Heritability” yang berarti kekuatan/ kemampuan penurunan suatu sifat. Kata ini digunakan untuk mengungkapkan kekuatan suatu sifat diturunkan pada generasi berikutnya.Dalam pemuliabiakan ternak nilai ini perlu diketahui sebelum melakukan perbaikan mutu bibit/genetik ternak.
Kegunaan diketahuinya nilai heritabilitas adalah sebagai berikut:
1. mengetahui kekuatan suatu sifat akan diturunkan oleh tetua pada
anaknya
2. merupakan suatu petunjuk tentang keberhasilan program pemuliabiakan
3. semakin tinggi nilai heritabilitas, semakin baik program perbaikan mutu
bibit yang diharapkan

Berdasarkan ungkapan ragam di atas, heritabilitas tidak lain adalah proporsi ragam genetik terhadap ragam fenotip.

Interval Generasi
Interval generasi dapat diartikan sebagai rata-rata umur tetua/induk ketika anaknya dilahirkan. Setiap jenis ternak mungkin mempunyai interval generasi yang berbeda. Interval generasi dipengaruhi oleh umur pertama kali ternak tersebut dikawinkan dan lama bunting, dengan demikian interval generasi oleh faktor lingkungan seperti pakan dan tatalaksana. Pemberian pakan yang jelek dapat memperpanjang interval generasi. Semakin cepat interval generasi, semakin cepat perbaikan mutu bibit yang diharapkan.
 Dugaan Kemajuan Seleksi
Kemajuan seleksi dapat diduga dengan rumus sebagai berikut:
R=Sh2
Dimana :
R = kemajuan seleksi per generasi
S = Seleksi diferensial
h2=heritabilitas
Apabila kita ingin mengetahui kemajuan genetik per tahun maka rumusnya
menjadi:


Dimana: l = interval generasi
Contoh:
Rata-rata bobot sapih domba Padang dalam populasi adalah 15 kg. Rata-rata ternak domba terseleksi adalah 18 kg. Nilai heritabilitas bobot sapih adalah 0,3 dan interval generasi rata-rata 3 tahun. Berapa dugaan kemajuan seleksi per generasi dan per tahun?

Seleksi diferensian (S) = 18-15 kg = 3 kg
- Dugaan kemajuan seleksi per generasi (R) = 3 x 0,3 = 0,9 kg
- Dugaan rata-rata populasi bobot sapih domba Priangan generasi
berikutnya adalah 15+0,9 kg = 15,9 kg
- Dugaan kemajuan seleksi per tahun (R) =
- Dugaan rata-rata populasi bobot sapih domba Padang tahun berikutnya adalah 15+0,3 kg = 15,3 kg




 Metoda Seleksi
Dalam melakukan seleksi kita bisa menggunakan catatan fenotip yang berasal dari ternak itu sendiri, berdasarkan informasi fenotif dari saudara saudaranya, atau gabungan keduanya. Secara garis besar seleksi dapat dibedakan menjadi; seleksi individu dan seleksi keluarga.

3.2.1. Seleksi Individu
Seleksi individu adalah metoda seleksi yang paling sederhana dan sangat baik diterapkan jika :
1. Nilai heritabilitas tinggi
2. Sifat/ fenotip dapat diukur baik pada ternak jantan ataupun betina.
Dengan seleksi individu, ternak-ternak dievaluasi berdasarkan catatan fenotip ternak itu sendiri.

 Seleksi Keluarga
Adakalanya fenotip yang menjadi tujuan seleksi bisa diamati atau diukur pada salah satu jenis kelamin. Misal produksi susu pada sapi perah atau produksi telur pada ayam petelur. Tapi kita perlu juga menyeleksi ternak ternak jantan sebagai tetua. Apabila keadaan ini terjadi, kita bisa memakai catatan fenotip dari saudara-saudaanya, baik saudara sekandung atau saudara tiri. Seleksi ini bermanfaat jika :
1. Nilai heritabilitas rendah.
2. Hewan ternak betina banyak menghasilkan keturunan.
3. Fenotip dapat diukur pada salah satu jenis kelamin.

 Informasi Gabungan.
Sekarang telah dikembangkan suatu metoda yang disebut Best Linear Unbiased Prediction ( BLUP ). BLUP mampu mendeteksi individu yang mempunyai potensi genetik tinggi dengan menggabungkan berbagai macam informasi, baik catatan dari ternak itu sendiri atau dari saudara-saudaranya.Dalam suatu analisis, semua informasi tersebut diolah. Hasilnya semua ternak baik yang mempunyai catatan atau ternak yang tidak mempunyai catatan asal mempunyai hubungan dengan ternak yang mempunyai catatan, dapat diseleksi. BLUP telah banyak dipakai di seluruh dunia

 Uji Keturunan ( Progeny Test )
Uji keturunan adalah suatu uji terhadap seekor atau sekelompok ternak berdasarkan pervormant/tamplan dari anak-anaknya. Uji ini lazim digunakan untuk evaluasi pejantan karena ia sangat bertanggung jawab terhadap banyak keturunan. Uji keturunan biasanya digunakan jika :
1. Nilai heritabilitas sifat yang diamati rendah.
2. Sifat yang dievaluasi hanya bisa diukur pada salah satu jenis kelamin saja. Misal produksi susu atau produksi telur.
3. Ternak-ternak yang dievaluasi tidak bisa dipertahankan kidup. Misal jika kita mengamati bobot badan, ternak yang kita amati harus disembelih.

Keefektifan uji keturunan diperlukan syarat-syarat sbb:
1. Uji pejantan sebanyak-banyaknya ( minimal 5 – 10 ekor ).
2. Kawinkan induk-induk dengan pejantan secara acak, untuk menghindari jantan-jantan dikawinkan dengan betina yang sangat bagus atau sangat jelek.
3. Jumlah anak perpejantan diusahakan sebanyak mungkin ( minimal 10 anak perpejantan ).
4. Jangan dilakukan seleksi terhadap anak-anaknya sebelum uji selesai.
5. Anak-anak seharusnya diperlakukan sama untuk mempermudah memperbandingkan.

 Seleksi lebih dari satu sifat
Para peternak sangat jarang melakukan seleksi yang hanya berdasarkan satu sifat, tapi mereka juga mempertimbangkan sifat-sifat yang lain. Contoh, tujuan para peternak domba adalah meningkatkan prodksi daging, sifat-sifat yang mereka ertimbangkan dalam seleksi adalah : (1) bobot badan (2) pertambahan bobot badan (3 ) jumlah anak perkelahiran dan (4) kemampuan induk dalam membesarkan anak. Keempat sifat tersebut sangat penting dan sangat menunjang ke tujuan produksi daging.
Ada 3 metoda jika kita ingin mempertimbangkan banyak sifat dalam suatu seleksi.
1. Seleksi tandem.
2. Seleksi batasan sisihan
3. Seleksi indeks

Seleksi Tandem
Dalam hal ini kita menyeleksi/ memperbaiki sifat yang pertama terlebih dahulu, kemudian setelah sifat yang pertama mencapai tingkat yang diinginkan, sifat kedua baru dimulai diperbaiki. Seleksi ini baik jika sifat-sifat yang menjadi tujuan perbaikan tidak saling terikat. Jika saling terikat keadaan ideal akan sulit dicapai.

Seleksi Batasan Sisihan
Dengan cara ini seluruh sifat yang akan dipertimbangkan secra bersamaan dengan diberi tingkat/batas ideal yang didinginkan.. Misalnya pada ayam petelur, ayam -ayam yang akan dipilih menjadi bibit adalah ayam-ayam yang mempunyai produksi telur minimal 276 butir selama satu siklus produksi, berat telur minimal 55 gram, konsumsi pakan maksimal 100 gr per hari. Keputusan yang sulit akan dihadapi apabila tidak ada ternak-ternak yang mempunyai tingkat/batas yang kita inginkan, sehingga kita harus menurunkan score / standard.

Seleksi Indeks
Seleksi ini mungkin lebih baik dibandingkan dengan kedua cara terdahulu, tetapi perhitungannya lebih sulit karena perlu diketahui parameter-parameter genetik, seperti nilai heritabilitas, korelasi genetik, korelasi fenotipik, dan pembobotan ekonomi untuk masing-masing sifat. Apabila semuanya telah diketahui, suatu indeks dibentuk. Nilai pemuliaan akhirnya diduga berdasarkan indeks tersebut. Perhitungan seleksi indeks tidak akan dibahas pada makalah ini.

Cara-Cara  Menyeleksi
Seleksi Individu
Seleksi individu berguna untuk sifat-siafat yang dapat diukur pada ke-2 jenis kelamin sebelum dewasa atau sebelum perkawinan pertama, beberapa sifat yang temasuk kedalamnya laju pertumbuhan, skor bentuk tubuh berat bulu, wool, ketebalan lemak punggung dan lain-lain. Untuk suatu program yang efektif hanya diperlukan catatan penampilan produksi yang dibuat pada seluruh populasi dimana seleksi akan dilakukan, akan tetapi penggunaan yang tepat dari seleksi individu memberikan banyak keuntungan.selanjutnya perhitungan faktor-faktor dasar yang mempengaruhi efektifitas seleksi paling sederhana pada setiap individu pada seleksi individu semakin rumit pada tipe seleksi yang lain keterbatasan seleksi individu antara lain :
§  Untuk sifat-sifat yang hanya tampak pada betina seperti susu, telur dan sifat-sifat induk
§  Catatan penampilan produksi baru tampak setelah dewasa
§  Untuk sifat–sifat dengan heritabilitasnya rendah, penampilan individual merupakan indikator nilai pemuliaan yang jelek
§  Penilaian penampilan dilakukan hanya ditekankan pada sifat tertentu saja yang dianggap baik

Seleksi Penggunaan Silsilah
Seleksi menggunakan silsilah adalah seleksi individu yang kebagian atas informasi nenek moyang. Secara historis yang terbawa sampai sekarang, para pemula kadang-kadang menyalahgunakan silsilah dalam seleksi yaitu terlalu memperhatikan nama-nama famili atau keturunan dari satu garis keturunan dalam silsilah. Banyak pemuliaan ternak secara tradisi memegang peranan penting dalam prosedur pemuliaan yang masih menyalahgunakan silsilah.

Seleksi Penggunaan Infomasi Saudara Koleteral
Saudara kolateral adalah ternak-ternak yang ada hubungan keluarga dengan seekor individu tetapi bukan nenek moyangnya pun keturunannya. Saudara tiri atau saudara kandung adalah atau saudara kolateral yang banyak diperhatikan dalam perbaikan ternak. Penggunaan informasi tentang saudara keturunan dalam seleksi sering disebut seleksi famili. Pada ternak yang mempunyai banyak anak tiap pelahiran dan pada unggas famili adalah kelmpok saudara kandung dengan nilai R= 0,50.

Seleksi Uji Keturunan
Seleksi uji keturunan adalah penggunaan catatan hasil dari keturunannya untuk memperkirakan nilai pemuliaan dari seekor ternak, erat hubungannya dengan uji saudara.catatan hasil dari keturunan seekor ternak dapat digunakan unuk memutuskan apakah satu atau lebih dari keturunan dapat dipilih intuk dalam pemuliaan.
Dalam uji keturunan catatan ternak-ternak yang sama digunakan untuk menentukan apakah orang tua dari kelompok saudara harus dipilih untuk diternakkan selanjutnya dalam populasi itu
Uji keturunan digunakan dalam tiga hal :
ü  Jantan –jantan muda dikawinkan dengan betina –betina dari suatu kelompok penguji khusus dan jantan-jantan yang  mempunyai keturunan nggul dalam populasi.
ü  Jantan-jantan muda dikawinkan dengan betina-betina muda dalam populasi yang akan diperbaiki sehingga akan menghasilkan keturunan yang diperlukan untuk pengujian.
ü  Jantan-jantan dalam populasi yang akan diperbaiki mula-mula dipilih berdasarkan kriteria-kriteria selain uji keturunan, dan digunakan terus menerus. Setelah diperoleh catatan keturunan jantan yang keturunannya jelek disisihkan, dan yang baik digunakan terus.

Pemilihan Bibit Ternak Untuk Seleksi
Pemilihan bibit ternak bertujuan untuk memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki sifat-sifat produktif potensial seperti memiliki persentase kelahiran anak yang tinggi, kesuburan yang tinggi, kecepatan tumbuh yang baik serta ppersentasi karkas yang baik dan sebagainya.

          Kriteria - kriteria yang biasa dipergunakan sebagai pedoman dalarn rangka melaksanakan seleksi atau pemilihan bibit ialah : bangsa ternak, kesuburan dan persentase kelahiran anak, temperamen dan produksi susu induk, produksi daging dan susu, recording dan status kesehatan temak tersebut.


1.Bangsa
   Pemilihan jenis ternak (kambing/domba) yang hendak diternakan biasanya dipilih dari bangsa ternak kambing/domba unggul.

2. Kesuburan dan persentase kelahiran anak yang tinggi
Seleksi calon induk maupun pejantan yang benar jika dipilih dan turunan yang beranak kembar dan mempunyai kualitas kelahiran anak yang baik.

3. Temperamen dan jumlah produksi susu induk
Induk yang dipilih hendaknya sebaiknya memiliki temperamen yang baik, mau merawat anaknya serta selalu siap untuk menyusui anaknya.

4.  Penampilan Eksterior

           Penampilan eksterior ternak bibit harus menunjukkan kriteria yang baik untuk bibit baik ternak jantan maupun betinanya (induk). Untuk memberikan penilaian keadaan atau penampilan eksterior dapat dilakukan dengan melakukan perabaan/pengukuran ataupun pengamatan



BAB III
PENUTUP

Seleksi adalah suatu tindakan untuk memilih ternak yangdianggap mempunyai mutu genetic baik untuk dikembangbiakan lebih lanjut serta memilih ternak yang dianggap kurang baik untuk disingkirkan dan tidak di kembang biakan lebih lanjut.Yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak melalui perkawinan mutu genetic ternak. Jenis-jenis seleksi

:a. Seleksi Individu (Perfomance Tes)/seleksi individu/massa 
 b. Seleksi dengan Catatan tidak Lengkap 
 c. Seleksi Famili 
 d. Seleksi terhadap Bermacam Sifat 
e. Seleksi terhadap Bermacam Sifat 
More aboutSELEKSI TERNAK
 
http://www.blogpingtool.com