kiat kiat dan kunci sukses beternak ayam kampung

Posted by Rrttrt on Monday, June 18, 2012

Furnami: Disini satya akan membagikan sedikit tentang bagaimana cara beternak ayam kampung yang suskses

1.      INFORMASI AWAL SEBELUM BETERNAK
Pada dasarnya Pelajari terlebih dahulu berbagai aspek teknis budi daya ayam kampung sebelum mulai menjalankannya. Informasi bisa diperoleh dari berbagai media, seperti majalah, buku, hingga Internet. Dunia maya menjadi cara efektif untuk mengetahui keberadaan dan melakukan kontak dengan banyak peternak ayam kampung dari berbagai daerah di Indonesia.

Tidak cukup hanya membaca berbagai pustaka. Cari tahu keberadaan peternak di daerah sekitar dan di berbagai daerah lain, kemudian lakukan kontak. Jika memungkinkan, kunjungi peternakan bersangkutan sehingga mengetahui secara langsung kondisi peternakan ayam kampung.
Lakukan komunikasi dan tukar pikiran dengan peternak yang sudah berpengalaman mengenai berbagai hal terkait teknis budi daya ayam kampung. Apabila memungkinkan, pada awal usaha, lakukan kerjasama dengan cara membeli bibit dari peternak bersangkutan. Dengan cara ini biasanya si penjual bibit akan memberikan pengarahan tentang cara beternak yang baik.

Apabila ingin lebih mendalami teknis budi daya ayam kampung, sebelum memulai dapat mengikuti pelatihan budi daya ayam kampung yang sebenarnya sudah banyak dijalankan secara mandiri oleh peternak di berbagai daerah. Melalui pelatihan, calon peternak bisa mendapatkan mentor atau konsultan yang dapat “mendampingi” dan memberikan informasi terkait kendala budi daya selama peternakan berjalan. Cara seperti ini cukup efektif menghasilkan peternak-peternak ayam kampung baru yang sukses.

Selain diberikan kepada calon peternak, pelatihan atau penyuluhan budi daya ayam kampung juga banyak diberikan peternak yang sudah menerapkan sistem budi daya intensif, baik kepada masyarakat maupun peternak lain yang masih menjalankan sistem budidaya umbaran. Melalui pelatihan ini masyarakat dapat “membenahi” sistem pemeliharaan ayam kampungnya, sehingga lebih efisien sekaligus lebih aman dari penularan penyakit.
Selain itu, berpeluang menambah atau meningkatkan jumlah ayam yang dipelihara karena sudah mengetahui sistem pemeliharaan yang lebih baik. Pasalnya, selama ini banyak peternak sistem umbaran yang sudah merasa puas dapat memanen 10-20 ekor ayam kampung per minggu. Padahal, potensi usahanya masih dapat ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas hasil panen.

Selain informasi teknis budi daya, informasi besarnya serapan pasar terhadap telur dan daging ayam kampung, baik di sekitar peternakan maupun daerah lainnya juga harus diketahui calon peternak. Informasi ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan skala usaha peternakan yang akan dijalankan.


2.      MEMENUHI PERSYARATAN BUDI DAYA
Pola pemeliharaan ayam kampung sistem umbaran yang dijalankan masyarakat di berbagai daerah memang merupakan pola pemeliharaan warisan sejak dahulu kala. Sayangnya, pola pemeliharaan yang dijalankan ternyata kurang efisien dalam meningkatkan pertumbuhan bobot dan produksi telur, karena pakan dan pemeliharaan lainnya hanya dijalankan ala kadarnya.

Sebagai gambaran, ayam kampung yang dipelihara ala kadarnya mencapai pertumbuhan bobot 1 kg dalam waktu 6 bulan. Sementara, ayam kampung pedaging yang dipelihara intensif mencapai pertumbuhan bobot yang sama dalam waktu 2-2,5 bulan.

Karena itu, agar hasil budi daya optimal dan dapat memberikan keuntungan ekonomi sesuai yang diharapkan serta mencegah kerugian seperti di atas, peternakan yang dibangun harus memenuhi persyaratan lokasi dan teknik budi daya yang sesuai. Kondisi peternakan yang baik membuat peternak dapat menjalankan usahanya dengan tenang dan fokus pada pengembangan usahanya. Berbagai persyaratan budi daya ayam kampung yang baik dan benar dibahas di bab persiapan budi daya. Sementara itu, langkah-langkah yang dapat dilakukan peternak untuk mencegah penyakit menular “mampir” dan menimbulkan kerugian pada peternakannya bisa dibaca di bab penanggulangan hama dan penyakit.


3.      JELAS MENENTUKAN ARAH PETERNAKAN, PETELUR ATAU PEDAGING
Hingga saat ini, masih banyak para peternak ayam kampung yang sejak awal tidak menentukan dengan jelas arah peternakannya, apakah ingin beternak ayam kampung petelur atau pedaging. Masih sangat jarang peternak yang membudidayakan ayam kampung petelur atau pedaging secara khusus. Akibatnya, peternak tidak menggunakan DOC atau bibit yang tepat—bibit khusus petelur atau pedaging—sehingga hasil dari peternakannya tidak optimal.

Kesalahan memilih bibit sejak awal jelas menimbulkan kerugian bagi peternak, terutama terkait biaya pemeliharaan. Jika kebetulan mendapatkan DOC pedaging, tetapi tidak mengetahuinya dan menjadikannya DOC petelur, tentu biaya pakan meningkat karena lamanya waktu pemeliharaan. Di lain pihak, hasil telur yang didapatkan juga tidak optimal. Begitu sebaliknya, jika bermaksud memelihara ayam kampung pedaging, tetapi ternyata yang dipelihara ayam kampung petelur. Biaya pakan yang dikeluarkan menjadi tidak sebanding dengan kenaikan bobot ayam.


4.      MEMULAI DARI TAHAP TERMUDAH
Bagi peternak pemula yang belum memiliki pengalaman, sebaiknya memilih langkah termudah dalam memulai peternakannya. Kemudahan ini baik dari sisi teknis untuk meminimalkan risiko kegagalan maupun dari sisi investasi. Bagi peternak yang ban., menjalankan peternakan ayam kampung pedaging dapat memulai dengan membeli DOC untuk dibesarkan. Teknis pemeliharaannya relatif mudah dibandingkan dengan pemeliharaan ayam kampung petelur. Periode pembesaran pun relatif singkat, hanya sekitar 2-2,5 bulan sudah panen. Selanjutnya, jika berhasil melewati tahap pembesaran ayam kampung pedaging, peternak dapat menambah segmen usahanya, baik ke pembibitan ayam kampung pedaging maupun membudidayakan ayam kampung petelur.

Sebaliknya, jika ingin membudidayakan ayam kampung petelur dapat memulai dengan membeli dara ayam kampung petelur berumur 4-5 bulan. Selanjutnya, memeliharanya selama sekitar satu bulan hingga siap berproduksi (menghasilkan telur) pada umur 6 bulan. Pemeliharaan ini dianggap cukup singkat ketimbang membeli DOC petelur sehingga risiko kegagalan selama pemeliharaan menjadi lebih kecil.

Meskipun begitu, sebagian peternak pemula juga membeli DOC petelur dengan pertimbangan sejak kecil ayam sudah beradaptasi dengan lingkungan peternakan sehingga tidak perlu beradaptasi lagi saat mulai menghasilkan telur. Namun, jika ingin menjalankan teknik seperti ini sebaiknya peternak memiliki pendamping atau peternak ayam kampung petelur lain yang sudah berpengalaman, sehingga bisa berkonsultasi setiap saat. Tujuannya, tak lain untuk memastikan peternakan yang baru dikelolanya dapat berjalan dengan baik.


5.      MEMULAI DARI SKALA TERKECIL
Tidak perlu terlalu terburu-buru berinvestasi besar untuk beternak ayam kampung, meskipun modal yang dimiliki mencukupi. Calon peternak ayam kampung, baik petelur maupun pedaging, yang baru pertama kali menjalankan usaha beternak ayam kampung tentu akan lebih “aman” jika memulainya dengan populasi yang tidak terlalu banyak. Misalnya, memulai dengan memelihara beberapa puluh atau ratus ekor ayam kampung.

Anggap saja periode awal beternak ini sebagai sarana pembelajaran sambil terus mencari tahu berbagai teknik pemeliharaan ayam kampung yang balk (learning by doing). Memelihara ayam kampung pada tahap awal dalam jumlah tidak terlalu banyak juga menjadi sarana “masuk” ke berbagai komunitas peternak ayam kampung untuk “menimba” ilmu. Tentunya akan lebih banyak hal yang bisa didiskusikan bersama peternak lain jika sudah benar-benar memelihara.
 
Selanjutnya, berbagai pengalaman dan pengetahuan baru yang diperoleh selama periode pemeliharaan pertama digunakan sebagai bekal untuk periode peternakan berikutnya, termasuk mengembangkan skala peternakan. Jika pada periode pertama sudah berhasil, keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk periode selanjutnya. Begitu pun sebaliknya, jika belum berhasil, modal yang ada tidak keburu habis seluruhnya sehingga bisa digunakan untuk menjalankan periode berikutnya dengan tambahan pengalaman dan pengetahuan bait sehingga peluang keberhasilan menjadi lebih besar.

Namun, jika memang langsung membudidayakan ayam kampung dalam skala besar, sebaiknya memiliki pendamping atau peternak senior. Peternak pendamping ini dapat memberikan pengarahan atau konsultasi selama proses budi daya berlangsung, sehingga jika terjadi kendala dapat ditangani lebih cepat dan tepat.


6.      WAKTU TEPAT MEMULAI BUDI DAYA
Keadaan musim cukup berpengaruh terhadap budi daya ayam kampung, terutama saat memulai peternakan. Sebaiknya budi daya dimulai pada musim kemarau atau awal musim kemarau, karena akan memberikan kemudahan dalam proses pemeliharaan. Misalnya, pemeliharaan DOC pada malam hari tidak terlalu repot karena cuaca relatif mendukung. Sementara, pada musim hujan pemeliharaan DOC relatif lebih repot karena cuaca lebih dingin dan kelembapan lebih tinggi. Apalagi, pada masa pergantian musim (pancaroba), ternak lebih rentan terserang penyakit karena perubahan cuaca yang sering terjadi secara tiba-tiba.

Apabila budi daya terpaksa harus dimulai pada saat musim hujan, maka manajemen pemeliharaan DOC menggunakan kandang pemanas harus benar-benar baik. Tujuannya untuk menekan tingkat serangan penyakit dan kematian. Tidak disarankan memulai usaha beternak ayam kampung pada masa pancaroba.

Berdasarkan serapan pasarnya, budi daya ayam kampung dapat dilakukan sepanjang tahun karena permintaan pasar terhadap ayam kampung relatif stabil. Begitu pula harganya. Pada saat tertentu, seperti hari raya, serapan pasar terhadap ayam kampung pedaging meningkat drastis. Menjelang saat seperti ini produksi bisa ditingkatkan untuk memanfaatkan momen melonjaknya harga ayam.


7.      MELENGKAPI PERLENGKAPAN PETERNAKAN DAN MELAKSANAKAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN DENGAN BAIK
Faktor lain yang berperan dalam kesuksesan sebuah peternakan ayam kampung adalah kelengkapan peralatan budi daya yang dimiliki dan pelaksanaan manajemen pemeliharaan yang baik. Berbagai keperluan budi daya ayam kampung harus cukup jumlah dan kualitasnya. Mulai tempat pakan dan minum hingga berbagai peralatan pendukung lainnya, seperti peralatan kebersihan kandang serta peralatan pencucian tempat pakan dan minum. Biasanya, peternakan yang sudah menerapkan teknik pemeliharaan semiintensif atau intensif sudah memiliki berbagai perlengkapan tersebut secara memadai.Perlengkapan lain yang penting dan harus dimiliki peternakan ayam kampung, terutama usaha pembibitan, adalah genset dan cooling room. Genset diperlukan di peternakan ayam petelur yang juga menghasilkan DOC yang proses penetasannya menggunakan mesin tetas, baik manual maupun otomatis. Genset diperlukan jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik sehingga aliran listrik ke mesin tetas berhenti. Apabila lampu padam terlalu lama, tentunya akan mengakibatkan telur gagal menetas.

Perlengkapan penting lainnya yang dibutuhkan peternakan ayam kampung pembibitan adalah cooling room atau ruang khusus penyimpan telur yang dilengkapi pendingin udara. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan sementara telur, terutama telur tetas, sebelum dijual atau dimasukkan ke dalam mesin tetas. Khusus telur tetas, penyimpanan dalam ruangan bersuhu lebih rendah dari suhu ruang normal (sekitar 25° C) dapat mencegah terjadinya pertumbuhan embrio dini sebelum ditempatkan ke dalam mesin tetas.

Setelah semua perlengkapan peternakan tersedia, faktor selanjutnya yang mendukung kesuksesan budi daya ayam kampung adalah manajemen pemeliharaan yang dijalankan dengan baik. Mulai pemberian pakan, perawatan kandang dan perlengkapan kandang, hingga pemberian vaksinasi dan penyemprotan disinfektan di dalam kandang.Termasuk pencatatan history di peternakan sebagai bahan evaluasi ke depan.


8.      MENCATAT SETIAP KEGIATAN
Salah satu kunci keberhasilan beternak ayam kampung adalah mencatat setiap kegiatan yang dilakukan, termasuk membuat catatan mengenai pengeluaran dan pemasukan yang diperoleh setiap harinya. Hal ini penting untuk mengetahui secara pasti modal dan keuntungan yang diperoleh, sehingga pada periode berikutnya peternak dapat mengalokasian anggaran dengan jelas.
Pencatatan juga dilakukan terhadap perkembangan jumlah populasi ayam di peternakan hingga setiap kejadian lain yang berlangsung, seperti program vaksinasi dan pemberian vitamin, kejadian jangkitan penyakit, banyaknya ayam yang terjangkit penyakit, hingga pola penanganannya. Termasuk catatan yang dibuat pada proses penetasan telur. Semua catatan kejadian di peternakan digunakan sebagai bahan evaluasi jika hasil budi daya yang didapatkan kurang optimal. Selain itu, dapat digunakan sebagai data untuk perkembangan dan kemajuan peternakan pada masa yang akan datang.
  

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

 
http://www.blogpingtool.com