SELEKSI TERNAK

Posted by Rrttrt on Friday, June 15, 2012

BAB I
PENDAHULUAN
Penampakan ekspresi potensi ternak secara mendasar dipengaruhi oleh dua faktor utama yang saling terkait satu dengan yang lainnya, yakni faktor genetik dan lingkungan termasuk didalamnya manajemen pemeliharaan secara menyeluruh. Telah diketahui bahwa lingkungan dan penanganan manajemen yang memadai atau sesuai dengan kebutuhan ternak tidak akan memberikan ekpresi produksi (kualitas maupun kuantitas) yang diharapkan jika tidak didukung dengan potensi genetic ternak yang baik. Begitu pula sebaliknya jika ternak memiliki potensi genetik yang baik tidak akan terekspresikan secara optimal bila tidak didukung oleh lingkungan dan manajemen yang maksimal.
Dengan demikian kedua faktor tersebut hendaknya memperoleh perhatian yang sama seriusnya dalam pemeliharaan komoditas temak yang dilakukan.Pemeliharaan ternak yang mempunyai nilai genetik tinggi disertai dengan manajemen yang baik tentunya akan memberikan hasil yang optimal baik dari segi produksi dan efisiensi usaha.Pemuliaan adalah merupakan suatu usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu genetik ternak melalui pengembangbiakan ternak -temak yang memiliki potensi genetik yang baik sehingga diperoleh kinerja atau potensi produksi yang diharapkan. Sedangkan arti pembibitan adalah suatu tindakan manusia untuk menghasilkan ternak bibit, dimana yang dimaksud dengan temak bibit adalah ternak yang memenuhi persyaratan dan karakter tertentu untuk dikembangbiakan dengan tujuan standar produksi /kinerja yang ditentukan.  Seorang peternak dapat menentukan dua hal yang berpengaruh terhadap peningkatan mutu genetic ternaknya yakni melalui :
  • Memilih ternak yang dipakai sebagai tetua
  • Memilih ternak yang akan dikawinkan. Alat atau metode yang dapat digunakan antara lain berupa: Seleksi

Mengendalikan sistim perkawinan untuk ternaknya.Dalam pemuliaan temak, seorang peternak cenderung untuk merubah atau menentukan hal-hal yang terlihat seperti produktifitas ternak pada tingkatan tertentu yang diinginkan.Untuk melakukannya diperlukan informasi atau data mengenai sifat-sifat yang akan diturunkan tersebut atau sering disebut dengan sifat-sifat genetic misalnya seperti bobot badan, produksi telur, warna bulu dan sebagainya.Beberapa perbedaan sifat-sifat ternak tersebut sangat mudah dan dapat dilihat, dibedakan dan dikelompokkan,misalnya ternak bertanduk dengan yang tidak bertanduk, warna kulit tubuh merah ataupun hitam dan sebagainya. Sifat-sifat seperti itu dikenal sebagai sifat kualitatif dan dikontrol oleh sejumlah kecil gen.
Sedangkan kebanyakan sifat-sifat produktif  yang menjadi pengamatan peternak adalah dikontrol oleh pasangan-pasangan gen dan termodifikasi oleh lingkungan yang dihadapi oleh ternak bersangkutan. Sifat-sifat produksi itu dikenal sebagai sifat kuantitatif dan tidak dapat dikelompokkan secara tegas misalnya produksi daging, susu dan bulu (wool).




BAB II
ISI

Pengertian Seleksi
Dalam konteks pemuliabiakan ternak seleksi adalah suatu proses memilih ternak yang disukai yang akan dijadikan sebagai tetua untuk generasi berikutnya. Tujuan umum dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui perbaikan mutu bibit. Dengan seleksi ternak yang mempunyai sifat yang diinginkan akan dipelihara, sedangkan ternak ternak yang mempunyai sifat yang tidak diinginkan akan diafkir.
Ada beberapa dua hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan seleksi:
1. Tujuan seleksi harus jelas, misalnya kalau pada sapi apakah tujuannya untuk meningkatkan produksi susu atau produksi daging, atau keduanya.
2. Seleksi perlu waktu

Kemajuan seleksi dipengeruhi oleh beberapa faktor, misalnya:
1. Seleksi diferensial
2. Heritabilitas
3. Interval generasi

Seleksi Diferensial (S)
Seleksi diferensial adalah keunggulan ternak-ternak yang terseleksi terhadap rata-rata populasi (keseluruhan ternak).
Contoh 1:
rata-rata produksi susu laktasi satu sapi Fries Holland yang terseleksi adalah 3500 liter, sedangkan rata-rata produksi populasi adalah 3300 liter. Seleksi diferensial (S) = 3500-3300 liter = 200 liter.Kalau sifat tersebut dapat diukur pada ternak jantan dan betina, maka seleksi biasanya dilakukan secara terpisah. Seleksi diferensial adalah rata-rata dari
keduanya.


Contoh 2:
Rata-rata bobot sapih populasi (seluruh ternak)  domba Padang yang betina adalah 9 kg dan jang jantan 13 kg. Rata-rata bobot sapih ternak-ternak yang terseleksi yang betina adalah 12 kg dan yang jantan 15kg.
S_= 15 – 13 kg = 2 kg
S_= 12 – 9 kg = 3 kg
Rata-rata seleksi diferensial = 2+3 ⁄ 2= 2,5 kg
                                                                                                   
Heritabilitas
Kata heritabilitas berasal dari bahasa inggris “Heritability” yang berarti kekuatan/ kemampuan penurunan suatu sifat. Kata ini digunakan untuk mengungkapkan kekuatan suatu sifat diturunkan pada generasi berikutnya.Dalam pemuliabiakan ternak nilai ini perlu diketahui sebelum melakukan perbaikan mutu bibit/genetik ternak.
Kegunaan diketahuinya nilai heritabilitas adalah sebagai berikut:
1. mengetahui kekuatan suatu sifat akan diturunkan oleh tetua pada
anaknya
2. merupakan suatu petunjuk tentang keberhasilan program pemuliabiakan
3. semakin tinggi nilai heritabilitas, semakin baik program perbaikan mutu
bibit yang diharapkan

Berdasarkan ungkapan ragam di atas, heritabilitas tidak lain adalah proporsi ragam genetik terhadap ragam fenotip.

Interval Generasi
Interval generasi dapat diartikan sebagai rata-rata umur tetua/induk ketika anaknya dilahirkan. Setiap jenis ternak mungkin mempunyai interval generasi yang berbeda. Interval generasi dipengaruhi oleh umur pertama kali ternak tersebut dikawinkan dan lama bunting, dengan demikian interval generasi oleh faktor lingkungan seperti pakan dan tatalaksana. Pemberian pakan yang jelek dapat memperpanjang interval generasi. Semakin cepat interval generasi, semakin cepat perbaikan mutu bibit yang diharapkan.
 Dugaan Kemajuan Seleksi
Kemajuan seleksi dapat diduga dengan rumus sebagai berikut:
R=Sh2
Dimana :
R = kemajuan seleksi per generasi
S = Seleksi diferensial
h2=heritabilitas
Apabila kita ingin mengetahui kemajuan genetik per tahun maka rumusnya
menjadi:


Dimana: l = interval generasi
Contoh:
Rata-rata bobot sapih domba Padang dalam populasi adalah 15 kg. Rata-rata ternak domba terseleksi adalah 18 kg. Nilai heritabilitas bobot sapih adalah 0,3 dan interval generasi rata-rata 3 tahun. Berapa dugaan kemajuan seleksi per generasi dan per tahun?

Seleksi diferensian (S) = 18-15 kg = 3 kg
- Dugaan kemajuan seleksi per generasi (R) = 3 x 0,3 = 0,9 kg
- Dugaan rata-rata populasi bobot sapih domba Priangan generasi
berikutnya adalah 15+0,9 kg = 15,9 kg
- Dugaan kemajuan seleksi per tahun (R) =
- Dugaan rata-rata populasi bobot sapih domba Padang tahun berikutnya adalah 15+0,3 kg = 15,3 kg




 Metoda Seleksi
Dalam melakukan seleksi kita bisa menggunakan catatan fenotip yang berasal dari ternak itu sendiri, berdasarkan informasi fenotif dari saudara saudaranya, atau gabungan keduanya. Secara garis besar seleksi dapat dibedakan menjadi; seleksi individu dan seleksi keluarga.

3.2.1. Seleksi Individu
Seleksi individu adalah metoda seleksi yang paling sederhana dan sangat baik diterapkan jika :
1. Nilai heritabilitas tinggi
2. Sifat/ fenotip dapat diukur baik pada ternak jantan ataupun betina.
Dengan seleksi individu, ternak-ternak dievaluasi berdasarkan catatan fenotip ternak itu sendiri.

 Seleksi Keluarga
Adakalanya fenotip yang menjadi tujuan seleksi bisa diamati atau diukur pada salah satu jenis kelamin. Misal produksi susu pada sapi perah atau produksi telur pada ayam petelur. Tapi kita perlu juga menyeleksi ternak ternak jantan sebagai tetua. Apabila keadaan ini terjadi, kita bisa memakai catatan fenotip dari saudara-saudaanya, baik saudara sekandung atau saudara tiri. Seleksi ini bermanfaat jika :
1. Nilai heritabilitas rendah.
2. Hewan ternak betina banyak menghasilkan keturunan.
3. Fenotip dapat diukur pada salah satu jenis kelamin.

 Informasi Gabungan.
Sekarang telah dikembangkan suatu metoda yang disebut Best Linear Unbiased Prediction ( BLUP ). BLUP mampu mendeteksi individu yang mempunyai potensi genetik tinggi dengan menggabungkan berbagai macam informasi, baik catatan dari ternak itu sendiri atau dari saudara-saudaranya.Dalam suatu analisis, semua informasi tersebut diolah. Hasilnya semua ternak baik yang mempunyai catatan atau ternak yang tidak mempunyai catatan asal mempunyai hubungan dengan ternak yang mempunyai catatan, dapat diseleksi. BLUP telah banyak dipakai di seluruh dunia

 Uji Keturunan ( Progeny Test )
Uji keturunan adalah suatu uji terhadap seekor atau sekelompok ternak berdasarkan pervormant/tamplan dari anak-anaknya. Uji ini lazim digunakan untuk evaluasi pejantan karena ia sangat bertanggung jawab terhadap banyak keturunan. Uji keturunan biasanya digunakan jika :
1. Nilai heritabilitas sifat yang diamati rendah.
2. Sifat yang dievaluasi hanya bisa diukur pada salah satu jenis kelamin saja. Misal produksi susu atau produksi telur.
3. Ternak-ternak yang dievaluasi tidak bisa dipertahankan kidup. Misal jika kita mengamati bobot badan, ternak yang kita amati harus disembelih.

Keefektifan uji keturunan diperlukan syarat-syarat sbb:
1. Uji pejantan sebanyak-banyaknya ( minimal 5 – 10 ekor ).
2. Kawinkan induk-induk dengan pejantan secara acak, untuk menghindari jantan-jantan dikawinkan dengan betina yang sangat bagus atau sangat jelek.
3. Jumlah anak perpejantan diusahakan sebanyak mungkin ( minimal 10 anak perpejantan ).
4. Jangan dilakukan seleksi terhadap anak-anaknya sebelum uji selesai.
5. Anak-anak seharusnya diperlakukan sama untuk mempermudah memperbandingkan.

 Seleksi lebih dari satu sifat
Para peternak sangat jarang melakukan seleksi yang hanya berdasarkan satu sifat, tapi mereka juga mempertimbangkan sifat-sifat yang lain. Contoh, tujuan para peternak domba adalah meningkatkan prodksi daging, sifat-sifat yang mereka ertimbangkan dalam seleksi adalah : (1) bobot badan (2) pertambahan bobot badan (3 ) jumlah anak perkelahiran dan (4) kemampuan induk dalam membesarkan anak. Keempat sifat tersebut sangat penting dan sangat menunjang ke tujuan produksi daging.
Ada 3 metoda jika kita ingin mempertimbangkan banyak sifat dalam suatu seleksi.
1. Seleksi tandem.
2. Seleksi batasan sisihan
3. Seleksi indeks

Seleksi Tandem
Dalam hal ini kita menyeleksi/ memperbaiki sifat yang pertama terlebih dahulu, kemudian setelah sifat yang pertama mencapai tingkat yang diinginkan, sifat kedua baru dimulai diperbaiki. Seleksi ini baik jika sifat-sifat yang menjadi tujuan perbaikan tidak saling terikat. Jika saling terikat keadaan ideal akan sulit dicapai.

Seleksi Batasan Sisihan
Dengan cara ini seluruh sifat yang akan dipertimbangkan secra bersamaan dengan diberi tingkat/batas ideal yang didinginkan.. Misalnya pada ayam petelur, ayam -ayam yang akan dipilih menjadi bibit adalah ayam-ayam yang mempunyai produksi telur minimal 276 butir selama satu siklus produksi, berat telur minimal 55 gram, konsumsi pakan maksimal 100 gr per hari. Keputusan yang sulit akan dihadapi apabila tidak ada ternak-ternak yang mempunyai tingkat/batas yang kita inginkan, sehingga kita harus menurunkan score / standard.

Seleksi Indeks
Seleksi ini mungkin lebih baik dibandingkan dengan kedua cara terdahulu, tetapi perhitungannya lebih sulit karena perlu diketahui parameter-parameter genetik, seperti nilai heritabilitas, korelasi genetik, korelasi fenotipik, dan pembobotan ekonomi untuk masing-masing sifat. Apabila semuanya telah diketahui, suatu indeks dibentuk. Nilai pemuliaan akhirnya diduga berdasarkan indeks tersebut. Perhitungan seleksi indeks tidak akan dibahas pada makalah ini.

Cara-Cara  Menyeleksi
Seleksi Individu
Seleksi individu berguna untuk sifat-siafat yang dapat diukur pada ke-2 jenis kelamin sebelum dewasa atau sebelum perkawinan pertama, beberapa sifat yang temasuk kedalamnya laju pertumbuhan, skor bentuk tubuh berat bulu, wool, ketebalan lemak punggung dan lain-lain. Untuk suatu program yang efektif hanya diperlukan catatan penampilan produksi yang dibuat pada seluruh populasi dimana seleksi akan dilakukan, akan tetapi penggunaan yang tepat dari seleksi individu memberikan banyak keuntungan.selanjutnya perhitungan faktor-faktor dasar yang mempengaruhi efektifitas seleksi paling sederhana pada setiap individu pada seleksi individu semakin rumit pada tipe seleksi yang lain keterbatasan seleksi individu antara lain :
§  Untuk sifat-sifat yang hanya tampak pada betina seperti susu, telur dan sifat-sifat induk
§  Catatan penampilan produksi baru tampak setelah dewasa
§  Untuk sifat–sifat dengan heritabilitasnya rendah, penampilan individual merupakan indikator nilai pemuliaan yang jelek
§  Penilaian penampilan dilakukan hanya ditekankan pada sifat tertentu saja yang dianggap baik

Seleksi Penggunaan Silsilah
Seleksi menggunakan silsilah adalah seleksi individu yang kebagian atas informasi nenek moyang. Secara historis yang terbawa sampai sekarang, para pemula kadang-kadang menyalahgunakan silsilah dalam seleksi yaitu terlalu memperhatikan nama-nama famili atau keturunan dari satu garis keturunan dalam silsilah. Banyak pemuliaan ternak secara tradisi memegang peranan penting dalam prosedur pemuliaan yang masih menyalahgunakan silsilah.

Seleksi Penggunaan Infomasi Saudara Koleteral
Saudara kolateral adalah ternak-ternak yang ada hubungan keluarga dengan seekor individu tetapi bukan nenek moyangnya pun keturunannya. Saudara tiri atau saudara kandung adalah atau saudara kolateral yang banyak diperhatikan dalam perbaikan ternak. Penggunaan informasi tentang saudara keturunan dalam seleksi sering disebut seleksi famili. Pada ternak yang mempunyai banyak anak tiap pelahiran dan pada unggas famili adalah kelmpok saudara kandung dengan nilai R= 0,50.

Seleksi Uji Keturunan
Seleksi uji keturunan adalah penggunaan catatan hasil dari keturunannya untuk memperkirakan nilai pemuliaan dari seekor ternak, erat hubungannya dengan uji saudara.catatan hasil dari keturunan seekor ternak dapat digunakan unuk memutuskan apakah satu atau lebih dari keturunan dapat dipilih intuk dalam pemuliaan.
Dalam uji keturunan catatan ternak-ternak yang sama digunakan untuk menentukan apakah orang tua dari kelompok saudara harus dipilih untuk diternakkan selanjutnya dalam populasi itu
Uji keturunan digunakan dalam tiga hal :
ü  Jantan –jantan muda dikawinkan dengan betina –betina dari suatu kelompok penguji khusus dan jantan-jantan yang  mempunyai keturunan nggul dalam populasi.
ü  Jantan-jantan muda dikawinkan dengan betina-betina muda dalam populasi yang akan diperbaiki sehingga akan menghasilkan keturunan yang diperlukan untuk pengujian.
ü  Jantan-jantan dalam populasi yang akan diperbaiki mula-mula dipilih berdasarkan kriteria-kriteria selain uji keturunan, dan digunakan terus menerus. Setelah diperoleh catatan keturunan jantan yang keturunannya jelek disisihkan, dan yang baik digunakan terus.

Pemilihan Bibit Ternak Untuk Seleksi
Pemilihan bibit ternak bertujuan untuk memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki sifat-sifat produktif potensial seperti memiliki persentase kelahiran anak yang tinggi, kesuburan yang tinggi, kecepatan tumbuh yang baik serta ppersentasi karkas yang baik dan sebagainya.

          Kriteria - kriteria yang biasa dipergunakan sebagai pedoman dalarn rangka melaksanakan seleksi atau pemilihan bibit ialah : bangsa ternak, kesuburan dan persentase kelahiran anak, temperamen dan produksi susu induk, produksi daging dan susu, recording dan status kesehatan temak tersebut.


1.Bangsa
   Pemilihan jenis ternak (kambing/domba) yang hendak diternakan biasanya dipilih dari bangsa ternak kambing/domba unggul.

2. Kesuburan dan persentase kelahiran anak yang tinggi
Seleksi calon induk maupun pejantan yang benar jika dipilih dan turunan yang beranak kembar dan mempunyai kualitas kelahiran anak yang baik.

3. Temperamen dan jumlah produksi susu induk
Induk yang dipilih hendaknya sebaiknya memiliki temperamen yang baik, mau merawat anaknya serta selalu siap untuk menyusui anaknya.

4.  Penampilan Eksterior

           Penampilan eksterior ternak bibit harus menunjukkan kriteria yang baik untuk bibit baik ternak jantan maupun betinanya (induk). Untuk memberikan penilaian keadaan atau penampilan eksterior dapat dilakukan dengan melakukan perabaan/pengukuran ataupun pengamatan



BAB III
PENUTUP

Seleksi adalah suatu tindakan untuk memilih ternak yangdianggap mempunyai mutu genetic baik untuk dikembangbiakan lebih lanjut serta memilih ternak yang dianggap kurang baik untuk disingkirkan dan tidak di kembang biakan lebih lanjut.Yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak melalui perkawinan mutu genetic ternak. Jenis-jenis seleksi

:a. Seleksi Individu (Perfomance Tes)/seleksi individu/massa 
 b. Seleksi dengan Catatan tidak Lengkap 
 c. Seleksi Famili 
 d. Seleksi terhadap Bermacam Sifat 
e. Seleksi terhadap Bermacam Sifat 

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

 
http://www.blogpingtool.com