GENETIKA

Posted by Rrttrt on Saturday, July 21, 2012


-->
BAB I
PENDAHULUAN

        I.            SEJARAH SINGKAT
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang akhir abad ke-19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum). Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan percobaan-percobaan persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti.
Jauh sebelum genetika dapat dianggap sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, berbagai kegiatan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa disadari telah menerapkan prinsip-prinsip genetika. Sebagai contoh, bangsa Sumeria dan Mesir kuno telah berusaha untuk memperbaiki tanaman gandum, bangsa Cina mengupayakan sifat-sifat unggul pada tanaman padi, bangsa Siria menyeleksi tanaman kurma. Demikian pula, di benua Amerika dilakukan persilangan-persilangan pada gandum dan jagung yang berasal dari rerumputan liar. Sementara itu, pemuliaan hewan pun telah berlangsung lama; hasilnya antara lain berupa berbagai hewan ternak piaraan yang kita kenal sekarang
 

BAB II
PEMBAHASAN

        I.            PENGERTIAN
Genetika (dipinjam dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani γέννω, genno, yang berarti "melahirkan") adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.

Ilmu genetika berakar dari hasil kerja Mendel (1860), yang menghasilkan prinsip-prinsip genetika klasik sebagai berikut :
·         Unit keturunan terdapat dalam pasangan-pasangan di dalam tubuh hewan dan tanaman tingkat tinggi.
·         Reduksi terjadi pada saat pembentukan gamet atau sel benih (sperma dan sel telur) dengan akibat bahwa hanya satu anggota dari masing-masing pasangan unit keturunan akan terdapat dalam tiap-tiap sel benih.
·         Anggota dari pasang unit keturunan akan memasuki salah satu sel benih dan terjadi secara acak.
·         Pembuahan terjadi secara acak yaitu setiap sel benih dengan unit keturunan tertentu dari jenis kelamin yang satu mempunyai kesempatan yang sama untuk bergabung dengan sel benih jenis kelamin yang lain.

      II.            HUKUM MENDEL
1.       EKSPERIMEN MENDEL
 Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa, kacang polong,sedangkan para peneliti lain umumnya lebih suka meneliti tumbuhan langka. Diamengidentifikasi tujuh ciri berbeda yang kemudian dia teliti:
·                  bentuk benih (bundar atau keriput),
·                  warna benih (kuning atau hijau),
·                  warna selaput luar (berwarna atau putih),
·                  bentuk kulit biji yang matang (licin atau bertulang),
·                  warna kulit biji yang belum matang (hijau atau kuning),
·                  letak bunga (tersebar atau hanya di ujung),
·                  panjang batang tumbuhan (tinggi atau pendek). Mendel menyilang tumbuhan tinggi dengan tumbuhan pendek dengan menaruh tepung sari dari yang tinggi pada bunga pohon yang pendek, dan sebaliknya.

2.               HUKUM MENDEL PERTAMA
Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia menyatakanbahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan(tepung sari) dan satu dari sel betina (indung telur di dalam bunga). Kedua informasi ini (disebut dengan plasma penbawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada keturunan. Sekarang, konsep ini disebut Hukum Mendel Pertama -- Hukum Pemisahan. Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciriyang dominan sedangkan lainnya terpendam. Induk "jenis murni" dengan ciridominan memunyai sepasang gen dominan (AA) dan dapat memberi hanya satugen dominan (A) kepada keturunannya. Induk "jenis murni" dengan ciri yang terpendam memunyai sepasang gen terpendam (aa) dan dapat memberi hanya satu gen terpendam (a) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama menerima satu gen dominan dan satu gen terpendam (Aa) dan menunjukkan ciri-ciri gen dominan. Bila keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat mengandung satu gen dominan (A) atau gen terpendam (a). Oleh karenanya, ada empat kombinasi yang mungkin: AA, Aa, aA dan aa. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan dengan ciri dominan, sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan ciri terpendam.

3.               HUKUM MENDEL KEDUA
Kemudian Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk benih (bundar atau keriput) dan warna benih (kuning atau hijau). Dia menyilang tumbuhan yangselalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna kuning) dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau). Sekali lagi, ciriterpendam tidak muncul dalam keturunan generasi pertama. Jadi, semuatumbuhan generasi pertama memunyai benih kuning bundar. Namun, tumbuhan generasi kedua memunyai empat macam benih yang berbeda, yakni bundar dankuning, bundar dan hijau, keriput dan kuning, dan keriput dan hijau. Keempat macam ini dibagi dalam perbandingan 9:3:3:1. Mendel mengecek hasil ini dengan kombinasi dua ciri lain. Perbandingan yang sama muncul lagi.. Perbandingan 9:3:3:1 menunjukkan bahwa kedua ciri tidak saling tergantung, sebab perbandingan 3:1 untuk satu ciri bertahan dalam setiap subkelompok ciriyang lain, dan sebaliknya. Hasil ini disebut Hukum Mendel Kedua – Hukum Ragam Bebas. Eksperimen Mendel menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak didalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat.

    III.            FENOTIP / PERFORMANS
Fenotip atau sering dikenal dengan performans merupakan suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotip dan lingkungan serta interaksi keduanya. Pengertian fenotip mencakup berbagai tingkat dalam ekspresi gen dari suatu organisme. Pada tingkat organisme, fenotip adalah sesuatu yang dapat dilihat / diamati / diukur, sesuatu sifat atau karakter. Dalam tingkatan ini, contoh fenotip misalnya warna mata, berat badan, atau ketahanan terhadap suatu penyakit tertentu. Pada tingkat biokimiawi, fenotip dapat berupa kandungan substansi kimiawi tertentu di dalam tubuh. Sebagai misal, kadar gula darah atau kandungan protein dalam daging. Pada taraf molekular, fenotip dapat berupa jumlah RNA yang diproduksi atau terdeteksinya pita DNA atau RNA pada elektroforesis.
Fenotip ditentukan sebagian oleh genotip individu, dan sebagian lagi ditentukan oleh lingkungan tempat individu tersebut  hidup, waktu, dan pada sejumlah sifat, interaksi antara genotip dan lingkungan. Waktu biasanya digolongkan sebagai aspek lingkungan (hidup). Ide ini biasa ditulis sebagai berikut:

P = G + E + GE

Keterangan:
P : fenotip,
G : faktor genotip
E : faktor lingkungan
GE : interaksi antara faktor genotip dan faktor lingkungan

Pengamatan fenotip dapat sederhana (misalnya warna bulu pada sapi) atau sangat rumit hingga memerlukan alat dan metode khusus. Namun demikian, karena ekspresi genetik suatu genotip bertahap dari tingkat molekular hingga tingkat individu, seringkali ditemukan keterkaitan antara sejumlah fenotip dalam berbagai tingkatan yang berbeda-beda.
Fenotip, khususnya yang bersifat kuantitatif misalnya produksi susu, produksi telur pertambahan berat badan harian dan sebagainya, seringkali diatur oleh banyak gen. Cabang genetika yang membahas sifat-sifat dengan tabiat seperti ini dikenal sebagai genetika kuantitatif.

    IV.            FAKTOR GENETIK
faktor genetik ditentukan oleh susunan gen di dalam kromosom yang dimiliki oleh individu. Jumlah pasangan gen dalam suatu spesies ternak adalah tetap. tetapi susunan gennya antara individu yang satu dengan yang lainnya berbeda. Dalam sel yang terdapat di dalam tubuh hewan, kromosom selalu terdapat secara berpasangan. Keadaan yang seperti ini disebut kromosom yang diploid.
Berbeda dengan kromosom yang ada sel tubuh, kromosom yang terdapat pada sel telur dan spermatozoa tidak berpasangan. Keadaan yang semacam ini disebut kromosom yang haploid. Kromosom semacam ini tercipta karena pada saat terjadinya proses spermatogeneisi maupun oogenesis telah terjadi pembelahan reduksi sehingga kromosom yang keadaannya berpasangan atau diploid, menjadi haploid.


      V.            GEN DAN ALEL
1.       GEN
Istilah gen diciptakan oleh W.johannsen pada tahun 1909.Gen adalah unit instruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi suatu sifat herediter tertentu.Gen terdiri dari DNA yang diselubungi dan diikat oleh protein.

·         Letak dan simbol Gen
Letak suatu gen pada kromosom disebut lokus.Lokus pada kromosom dianalogikan seperti manik-manik yang berjejer lurus pada seuntai benang.Oleh karena lokus gen terdapat pada tiap kromosom, sedangkan kromosom sel diploid selalu berpasangan (memiliki kromosom homolog), setiap sel diploid memiliki dua lokus untuk setiap karakter sifat herediternya.Letak gen-gen yang terdapat pada suatu kromosom disimbolkan dengan garis-garis pendek horizontal.yang melawati garis panjang vertikal.Garis vertikal merupakan simbol untuk kromosom.Oleh karena letak gen linier, garis-garis pendek tersebut juga digambarkan berjejer linier.Simbol gen untuk setiap garis pendek menggunakan huruf latin kecil atau besar.Simbol gen yang menunjukkan karakter resesif biasanya ditulis dengan huruf kecil sedangkan yang dominan ditulis dengan huruf besar.Misalnya dalam penulisannya Dd, Kk, dan seterusnya.

2.       ALEL
Konsep mengenai gen berkaitan dengan alel.Istilah alel diperkenalkan oleh W.Bateson dan E.R.Saunders pada tahun 1902.Alel berasal dari kata latin allelon yang berarti bentuk lain. Alel disebut juga sebagai versi alternatif gen yang menjelaskan adanya variasi pada pewarisan suatu sifat.Misalnya gen A berperan untuk menumbuhkan karakter pigmentasi kulit secara normal.Karena suatu hal, gen A mengalami mutasi sehingga tidak mampu menimbulkan pigmentasi kulit secara normal (gen A termutasi menjadi a).Gen a menimbulkan karakter albinisme (tidak terbentuk melanin = albino).Gen a menimbulkan karakter resesif, yang berarti ekspresi gen a ditutupi (tidak memiliki efek yang jelas pada penampakan organisme) bila bersama-sama dengangen A.Sebaliknya gen A (dapat membentuk melanin) disebut dominan terhadap gen a karena gen A diekspresikan sepenuhnya pada penampakan fisik organisme.

·         Letak dan Simbol Alel
Dua gen misalnya gen B dan b terletak pada lokus yang sama dari suatu kromosom dan kromosom homolog.Letak pasangan alel tersebut saling bersesuaian.Gen sealel harus diberi simbol dengan huruf yang sama tetapi dibedakan.Bila pengaruh kedua alel untuk menumbuhkan suatu karakter yang sama dominannya, kedua alel tersebut ditulis dengan huruf yang sama, atau dalam keadaan homozigot (alel identik).Namun jika pengaruhnya menimbulkan suatu karakter yang berbeda, kedua alel harus ditulis berbeda atau dalam keadaan heterozigot (dua alel yang berbeda).Penampakan organisme secara fisik disebut fenotip dan penyusun genetiknya disebut genotip.Untuk itu pengertian Fenotip adalah karakteristik atau ciri yang dapat diukur dan nyata pada suatu individu. Sedangkan genotip adalah susunan genetis suatu karakter yang dimiliki suatu individu



BAB III
PENUTUP

Eksperimen Mendel menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak didalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat.

faktor genetik ditentukan oleh susunan gen di dalam kromosom yang dimiliki oleh individu. Jumlah pasangan gen dalam suatu spesies ternak adalah tetap. tetapi susunan gennya antara individu yang satu dengan yang lainnya berbeda. Dalam sel yang terdapat di dalam tubuh hewan, kromosom selalu terdapat secara berpasangan. Keadaan yang seperti ini disebut kromosom yang diploid.


DAFTAR PUSTAKA

Fasren raman, 2010.  http//www.scribd.com/doc/66044880/makalah-genetika/
Peternakan.co.id, 2012. http://produksi-ternak.peternakan.co.id/genetika-ternak/
2010. http://biologimaterial.blogspot.com/2010/09/sejarah-perkembangan-ilmu-genetika-pada.html
http://www.scribd.com/doc/40844160/Makalah-Genetika-Present/
http://18bios1unsoed.wordpress.com/pokok-bahasan/pendahuluan/sejarah-perkembangan/
http://produksi-ternak.peternakan.co.id/genetika-ternak/
More aboutGENETIKA

lima puluh kota

Posted by Rrttrt on Thursday, July 12, 2012



More aboutlima puluh kota

genetika ternak

Posted by Rrttrt

Genetika ternak adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) dari ternak serta segala seluk beluknya secara ilmiah.
Ilmu genetika berakar dari hasil kerja Mendel (1860), yang menghasilkan prinsip-prinsip genetika klasik sebagai berikut :
  • Unit keturunan terdapat dalam pasangan-pasangan di dalam tubuh hewan dan tanaman tingkat tinggi.
  • Reduksi terjadi pada saat pembentukan gamet atau sel benih (sperma dan sel telur) dengan akibat bahwa hanya satu anggota dari masing-masing pasangan unit keturunan akan terdapat dalam tiap-tiap sel benih.
  • Anggota dari pasang unit keturunan akan memasuki salah satu sel benih dan terjadi secara acak.
  • Pembuahan terjadi secara acak yaitu setiap sel benih dengan unit keturunan tertentu dari jenis kelamin yang satu mempunyai kesempatan yang sama untuk bergabung dengan sel benih jenis kelamin yang lain.
Pada perkembangannya, istilah untuk unit keturunan kemudian dikenal sebagai gen, sedangkan istilah pasangan-pasangan kemudian dikenal sebagai kromosomKromosom dan gen dapat ditemukan di dalam inti sel.
Ternak yang tergolong satu spesies yang sama akan memiliki jumlah kromosom yang sama pula, yaitu :
  • Ayam : 78
  • Sapi : 60
  • Kerbau : 60
  • Kuda : 64
  • Domba : 54
  • Kambing : 60
  • Babi : 38
  • Kelinci : 44
Jumlah kromosom pada ternak sangat penting karena kekurangan atau kelebihan kromosom dari jumlah yang seharusnya dapat berakibat ternak akan mati pada tahap embrio.
Sumber Pustaka :
  • E,J. Warwick, dkk, 1983, Pemuliaan Ternak, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  • Ronny Rachman Noor, 2008, Genetika Ternak, Penebar Swadaya, Depok
More aboutgenetika ternak
 
http://www.blogpingtool.com